Partai Keadilan Sejahtera adalah partai yang menjunjung tinggi "kebersihan," namun dalam kenyataannya, partai tersebut ternyata beranggotakan seorang pecundang yang tak lebih dari seekor keledai yang tolol. Gayanya saja berdasi dan bersetelan lengkap khas pemimpin, namun otak dan kelakuannya sama seperti keledai. Saya heran dengan negeri ini. Kita dipimpin oleh sampah-sampah busuk, mereka berleha-leha dengan riangnya dikursi yang didudukinya sedangkan rakyat menderita.
Proyek pembangunan gedung baru DPR yang totalnya menelan biaya sebesar Rp. 1,16 Trilyun ditentang oleh rakyat, namun entah mengapa pembangunan ini terus dilanjutkan. Apakah mereka sudah tuli? apakah telinga mereka tersumbat oleh jabatan dan kekayaan? ataukah memang niat mereka untuk menjadi penyalur aspirasi rakyat semata-mata hanya untuk menambah penderitaan rakyat?
Kabarnya, Arifinto yang menjadi pelaku utama dalam kasus ini telah mengundurkan diri. Satu pilihan yang sangat bagus dan tepat. Apresiasi terhadap pengunduran dirinya memang patut diacungi jempol kaki. Entah ada berapa Arifinto-arifinto lain yang duduk dikursi megah senayan.
Tidak salah kalau mahasiswa demo sana-sini. Ini adalah jalan yang dipilih guna melampiaskan kemarahan dan kekecewaan rakyat atas tingkah laku keledai-keledai tolol disana, para pemain akrobat yang bahkan pantat dan kemaluannya sendiri mampu dijilat-jilat.
0 komentar:
Posting Komentar